Rabu, 14 Juni 2017

ADAT NYABANGK SUKU DAYAK BAKATI’ KABUPATEN BENGKAYANG PROPINSI KALIMANTAN BARAT

BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
Suku Dayak Bakati’ ( Bekati’ ) tersebar di 7 kampung yang berada di wilayah kabupaten Bengkayang dan kabupaten Sambas propinsi Kalimantan Barat. Pada masa lalu suku Dayak Bakati’ juga terkenal dengan tradisi ‘kayau’ atau ‘mengayau’. Nenek moyang mereka berasal dari ‘pemagen’ atau panglima pemenggal kepala yang hidup beranak pinak di ‘segiring’. Nenek moyang mereka yang memperanakkan ‘supai ma upi’, ‘sadani ma ngaji’, dan ‘santak ma batakng’. Konon, dari keluarga inilah selanjutnya menjadi cikal bakal orang Dayak Bakati’.
Dinamakan Dayak Bakati’ dikarenakan dari segi bahasa. Istilah Bakati’ terdiri dari dua kata, yaitu ‘ba’ adalah sebuah awalan yang sepadan ber- yang berarti mempunyai dan ‘kati’ adalah sebuah kata dasar yang berarti tidak. Dalam ucapan sehari-hari perkataan ‘kati’ sering muncul sehingga dipakai untuk menyebut identitas penutur bahasa tersebut. Suku Dayak Bakati’ ( Bekati’ ) tersebar di 7 kampung yang berada di wilayah kabupaten Bengkayang dan kabupaten Sambas propinsi Kalimantan Barat. Pada masa lalu suku Dayak Bakati’ juga terkenal dengan tradisi ‘kayau’ atau ‘mengayau’. Nenek moyang mereka berasal dari ‘pemagen’ atau panglima pemenggal kepala yang hidup beranak pinak di ‘segiring’. Nenek moyang mereka yang memperanakkan ‘supai ma upi’, ‘sadani ma ngaji’, dan ‘santak ma batakng’. Konon, dari keluarga inilah selanjutnya menjadi cikal bakal orang Dayak Bakati’.
Dinamakan Dayak Bakati’ dikarenakan dari segi bahasa. Istilah Bakati’ terdiri dari dua kata, yaitu ‘ba’ adalah sebuah awalan yang sepadan ber- yang berarti mempunyai dan ‘kati’ adalah sebuah kata dasar yang berarti tidak. Dalam ucapan sehari-hari perkataan ‘kati’ sering muncul sehingga dipakai untuk menyebut identitas penutur bahasa tersebut.
  1. Rumusan Masalah
a.       Dari mana asal-usul orang suku Dayak Bakati’?
b.      Apa itu ritual Nyabangk?
c.       Apa saja yang dilakukan saat ritual Nyabangk?
d.      Apa yang dipakai selain barang ritual yang ada?
e.       Bagaimana kisah penciptaan pada mitologi Dayak Bakati’?
f.       Apa saja ritual selain Nyabangk?
  1. Tujuan Penulisan
a.       Untuk mengetahui asal-usul orang suku Dayak khususnya suku Dayak Bakati’.
b.      Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan upacara pada sub suku Dayak Bakati’.
c.       Untuk belajar menghargai upacara adat yang akan tetap dilakukan di masa modern ini.



BAB II
PEMBAHASAN
  1. Asal-usul Orang Suku Dayak Bakati’
Kehidupan sehari-hari orang Dayak Bakati’ Rara dalam bertahan hidup adalah dalam pola pertanian berladang, serta melakukan perburuan binatang ke hutan. Selain itu mereka juga menangkap ikan di sungai untuk menambah sumber makanan dan penghasilan. Orang Bakati’ di kabupaten Bengkayang sebagian di Sambas dan Lundu-Serawak ( Malaysia ), berasal dari kawasan Bukit Bawakng ( Gunung Bawang ). Bukit Bawakng ini terletak di perbatasan antara kecamatan Samalantan dan kecamatan Sungai Betung-Bengkayang. Bukit Bawakng ini disebut tanah asal-usul orang Bakati’.
Rumah Panjang tidak ada lagi dalam masyarakat adat suku Dayak Bakati’ yang menjadi kebanggaan dan ciri khas suku Dayak Bakati’ serta menjadi gambaran keadaan sebuah kampung suku Dayak. Saat ini masyarakat suku Dayak Bakati’ tinggal di perkampungan yang terdiri dari rumah-rumah panggung, bahkan rumah berdinding semen, jendela kaca, bahkan sudah berparabola. Perkampungan masyarakat suku Dayak Bakati’ sepertinya telah menjalani proses gaya hidup modern.
  1. Ritual Nyabangk
Ritual yang populer dalam masyarakat Dayak Bakati’ adalah ritual ‘nyabangk’, yakni upacara adat menutup siklus tahun perladangan lama dan membuka lahan perladangan baru. Bagi masyarakat adat Dayak Bakati’, padi dan beras bukanlah semata-mata komoditas  melainkan berkat Jebata ( Tuhan Sang Pencipta ) yang harus disyukuri. Padi dan beras adalah sumber kehidupan masyarakat Dayak Bakati’. Seluruh proses produksi padi berada dalam campur tangan Jebata yang harus dipandang sebagai rangkaian perjalanan hidup.
  1. Urutan Pelaksanaan Upacara Nyabangk
Urutan acara ritual produksi padi pada tradisi adat suku Dayak Bakati’ adalah sebagai berikut:
a.       ‘Matuk’
Meminta izin untuk menggarap ladang baru
b.      ‘Numa’
Membersihkan belukar di areal ladang
c.       ‘Nabet’
Menebang pohon
d.      ‘Najak’
Memotong cabang pohon yang tumbang dijadikan hamparan
e.       ‘Nyauk’
Mengeringkan pohon yang ditebang dan siap dibakar
f.       ‘Ngeraih’
Membuat pembatas api di sekeliling ladang
g.      ‘Natak’
Membakar
h.      ‘Nyabiong’
Menempatkan semangat padi
i.        ‘Nyabangk’
Upacara adat tutup tahun sebagai suatu kronologis penting dalam siklus aktivitas perladangan hidup mereka
Dalam pelaksanaan ritual ini, para tua-tua adat yang terdiri dari ‘amak sabangk’ dan ‘amak gandangk’ serta anggota masyarakat yang merayakannya memberi makan roh-roh ‘pemagen’ dengan sesaji yang  terdiri dari daging, darah, kepala, hati ( anjing atau babi atau ayam ), beras kuning, beras pulut, nasi panggang, lambang ( lemang ), dan lain-lain.
  1. Benda Misteri Suku Dayak Bakati’
Salah satu benda misteri suku Dayak Bakati’ adalah ‘punggo’ yaitu sebuah rumah kecil. Dalam ‘punggo’ ini berisi sekitar tiga puluh tengkorak manusia yang disimpan dalam tiga keranjang di dalam ‘punggo’. Tengkorak-tengkorak itu dikumpulkan oleh ‘puak-puak’ Dayak Bakati’.
  1. Proses Penciptaan Manusia Pertama
Dalam mitologi Dayak Bakati’, manusia tercipta dari tanah. Penciptaan manusia dilakukan oleh tujuh ekor binatang yang masing-masing mempunyai perannya sendiri. Ketujuh binatang itu adalah burung pagubm, burung bangau, sejakan tukang penampa’, sawa’ tibug                 ( bengkarung ), langkadu ( kadal ), sejangkao pangentetaan, dan seekor binatang lagi tidak disebutkan. Ketujuhnya melakukan proses penciptaan manusia pertama.
Setelah proses penciptaan selesai, manusia pertama ditempatkan di sebuah taman. Manusia pertama merasa sedih karena hidup sendirian. Ia pun menangis dan berlari ke sana ke mari hendak mencari teman dimana ia bisa bercengkerama. Manusia pertama diciptakan sebagai seorang pribadi dewasa, ia dinamai ‘semula jadi’ oleh ketujuh pencipta tadi yang artinya manusia pertama.
Pada suatu ketika, ‘semula jadi’ duduk termenung melihat sepucuk rebung dari rumpun betung tersebut, tiba-tiba rebung itu pecah terbelah dan dari dalamnya muncul seorang anak perempuan. Lalu diambilnya anak perempuan itu dan diberinya nama ‘sayok nyandok’ yang artinya besar sehari karena sewaktu keluar dari rebung tersebut ‘sayok nyandok’ langsung menjadi orang dewasa.
Setelah dewasa ‘semula jadi’ dan ‘sayo’ nyando’’ dikawinkan         ( oleh penciptanya ) dan hamil. Anaknya diberi nama ‘mula batampa’ yang berarti seorang anak putri sulung. Ketika menginjak dewasa, ‘mula batampa’ hidup berdua dengan ‘semula jadi’. Berdasarkan mitologi Dayak Bakati’ ini, manusia yang ada sekarang ini dipercayai berasal dari keturunan ‘mula batampa’ dan ‘semula jadi’. Keturunan mereka ini berkembang menjadi suku bangsa yang banyak jumlahnya.  
  1. Religiositas Orang Suku Dayak Bakati’
Pencipta langit dan bumi beserta segala isinya disebut ‘nyabata’ atau Yang Ilahi. Religiositas orang Bakati’ berkaitan erat dengan pengalamannya terhadap ‘nyabata’ dan pengharapannya akan kehidupan kekal di ‘sabayatn’ atau dunia kebahagiaan atau surga. ‘Nyabata’ secara umum dikenal sebagai roh-roh yang baik. ‘Nyabata’ ini berbentuk ilah-ilah atau banyak Tuhan. Setiap sungai, gunung, hutan, dan bukit memiliki ‘nyabata’ tersendiri.
Tetapi yang paling penting dan berperan penting dalam adat istiadat Dayak Bakati’ adalah ‘nyabata bawakng’ yang bersemayam di Gunung Bawakng. Hubungan manusia dengan ‘nyabata bawakng’ dengan cara memukul ‘bande’ atau gong kecil sebanyak tujuh kali serta mengucapkan mantra tertentu.
Sikap religius masyarakat Dayak Bakati’ yang mirip dengan Dayak pada umumnya berwujud pada ‘pengabdian panteon’ atau tempat pemujaan yang terdiri dari banyak sekali roh dan nenek moyang yang ajaib. Segala tindakan, perbuatan, dan tingkah laku orang Dayak akan diarahkan kepada teladan nenek moyang. Sebab hanya perbuatan yang meniru teladan nenek moyang adalah perbuatan yang baik dan bermakna religius. Hal ini disebabkan oleh sikap taat kepada peraturan atau adat yang diberikan oleh nenek moyang.
Menurut pandangan suku Dayak Bakati’, ‘sabayatn’ adalah suatu keadaan dunia yang baru dan sama dengan keadaan dunia sekarang, hanya lebih indah dan sempurna. Di tempat itu manusia dibebaskan dari segala beban dan kesulitan hidup. Kehidupan di tempat ini penuh berkelimpahan, tanpa harus membanting tulang mencari nafkah. Segala kebutuhan terpenuhi. Para penghuninya selalu menikmati kebahagiaan pesta yang tidak berkesudahan. Karena hasil sawah dan ladang tidak lagi diganggu hama. Hutan memberikan hasil berlimpah, sungai-sungai penuh ikan. Jadi, gambarannya sama seperti di dunia sekarang, tetapi di tempat itu sudah bebas dari segala kesulitan. Semuanya hidup dalam keharmonisan. ‘Sabayatn’ merupakan tempat tinggal ‘nyabata’ dan roh-roh leluhur yang telah bersatu dengan-Nya. Setiap manusia yang masuk ke dalamnya akan hidup menyatu dan berpartisipasi pada hidup yang ilahi.
Persekutuan antara orang-orang yang hidup di ‘sabayatn’ yang penuh antara mereka dengan ‘nyabata’ membentuk suatu persekutuan yang dalam pemahaman tradisi ‘matek’ atau suatu doa berupa mantra dalam ritual adat disebut “ndo’ awa pama nyabata”. Bagi mereka yang masih hidup di dunia, ‘sabayatn’ merupakan tempat kerinduan yang abadi bagi manusia.
Orang Bakati’ meyakini bahwa pencipta dunia beserta isinya ini adalah ‘nyabata’, maka tidak mengherankan semua orang Bakati’ menyembahnya dengan segenap jiwa dan raga. ‘Nyabata’ diperlakukan sangat istimewa atau diagung-agungkan terutama dalam setiap upacara adat karena diyakini bahwa ‘nyabata’lah yang menjadi sebab dan akibat segala yang terjadi di dunia. Misalnya ada orang sakit, orang Dayak Bakati’ meyakini bahwa hanya ‘nyabata’lah yang bisa menyembuhkan karena ‘nyabata’ juga yang “memberi” sakit kepada setiap makhluk hidup. Bagi orang Dayak Bakati’, orang sakit disebabkan karena hubungannya atau relasinya dengan ‘nyabata’ tidak harmonis. Nah, untuk mendapat kesembuhan maka orang tersebut harus memperbaiki relasinya dengan ‘nyabata’. Berbagai cara untuk menghormati ‘nyabata’ ini.
  1. Ritual atau Upacara Lain
Selain upacara penyembuhan orang sakit, ada juga upacara lainnya, misalnya syukuran atas kelahiran atau ‘mahung banak’, syukuran atas berhasilnya panen atau ‘ngutup pade’, dan masih banyak lagi. Semuanya ini dengan satu tujuan yaitu berterima kasih kepada ‘nyabata’ yang telah memberikannya.




BAB III
PENUTUP
  1. Kesimpulan
Kesimpulannya yaitu:
  1. Suku Dayak Bakati’ ( Bekati’ ) tersebar di 7 kampung yang berada di wilayah kabupaten Bengkayang dan kabupaten Sambas propinsi Kalimantan Barat.
  2. Istilah Bakati’ terdiri dari dua kata yaitu ‘ba’ atau sebuah awalan yang sepadan ber- yang berarti mempunyai dan ‘kati’ atau sebuah kata dasar yang berarti tidak.
  3. Rumah Panjang semula dijadikan sebagai tempat tinggal oleh sub suku Dayak Bakati’.
  4. Ritual ‘nyabangk’ ialah upacara adat menutup siklus tahun perladangan lama dan membuka tahun perladangan baru.
  5. Dalam mitologi Dayak Bakati’, manusia tercipta dari tanah. Penciptaan manusia dilakukan oleh tujuh ekor binatang.
  6. Dari segi religius, pencipta langit dan bumi beserta isinya disebut ‘nyabata’ atau Yang Ilahi.
  7. Menurut pandangan suku Dayak Bakati’, ‘sabayatn’ adalah suatu keadaan dunia yang baru dan sama dengan keadaan dunia sekarang, hanya lebih indah dan sempurna.  


  1. Saran
Penulis menyadari dalam penulisan makalah individu ini terselesaikan dengan kekurangan-kekurangan di luar kemampuan penulis. Penulis sangat mengharapkan masukan dan saran serta kritik yang membangun bagi penulisan makalah ini agar dapat dimanfaatkan untuk para pembaca sekalian. Semoga dengan penulisan makalah ini dapat berguna bagi penumbuhan sikap menghargai kita bangsa Indonesia untuk menumbuhkan persatuan dan kesatuan bangsa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RPP KELAS VI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan                : SDN 24 Pontianak Tenggara Kelas / Semester               ...